Merenungkan Kembali Makna Natal

Written by administrator on . Posted in Renungan

Natal telah tiba. Natal telah tiba. Hadiah. Hadiah. Hadiah. Acara yang bagus. Meriah suasananya. Natal telah tiba. Dengungan kata dan kalimat ini mengantar kita kembali pada satu titik perenungan bagi setiap orang percaya. Perayaan Natal tahunan yang dihiasi dengan berbagai kesibukan, aneka acara yang menarik, asesoris natal yang muncul bukan saja di gereja, di rumah bahkan di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan di kantor-kantor. Apakah hanya sebuah tradisi dan kegiatan tahunan yang mendatangkan keuntungan baik materi maupun non-materi? Perayaan umat Kristiani yang memang sudah biasa terjadi di akhir tahun. Sebenarnya apa makna natal bagi setiap kita sebagai orang percaya? Adakah hanya sebatas sebuah perayaan keagamaan saja? Hanya sebuah momen yang meriah? Hanya waktu libur yang lebih panjang di akhir tahun? Atau adakah makna lainnya?

“Yesus lahir untuk Aku dan Kamu” demikian tema Natal kita tahun ini. Tema yang sederhana untuk menyampaikan berita Natal yang sederhana, yaitu Kristus lahir bagi kita umat manusia. Perenungan Natal tahun ini membawa kita kembali kepada rencana Allah bagi umat manusia. Sepintas kita melihat apa yang terjadi dengan umat manusia pasca jatuh dalam dosa. Manusia kehilangan relasi yang indah dengan Allah. Manusia kehilangan sumber hidupnya, kehilangan harapannya, dan kehilangan berkat-berkat yang Allah janjikan. Tentu begitu banyak kehilangan yang dialami manusia. Allah tidak membiarkan manusia dalam kehilangan itu. Dia ingin memulihkan kembali kondisi manusia. Dia ingin ada persekutuan yang terjalin kembali dengan diri-Nya. Dengan kasih-Nya, Allah menggenapkan janji-Nya kepada manusia. Dia akan menyelamatkan umat-Nya (baca: manusia).

Untaian kisah dari Kejadian sampai Injil Matius dan Lukas terdapat satu benang merah yaitu hadir Kristus, Sang Mesias, Juru Selamat bagi bangsa Israel, dan lebih lagi adalah Juru Selamat umat manusia. Matius menggambarkan puncak kehadiran Sang Mesias dengan begitu indah. Jika kita melihat lebih jauh, kita akan menemukan bahwa umat Israel (yang pada waktu itu dijajah bangsa Romawi) sedang menunggu Pembebas bagi bangsa mereka. Mesias yang bisa membebaskan mereka dari penjajahan. Demikian konsep dalam pikiran mereka. Yesus lahir dari garis keturunan orang Yahudi, suku Yehuda, dari garis keturunan Daud. Nubuat tentang kelahiran Mesias dikutip dengan gamblang oleh Matius untuk meyakinkan pembacanya. Lukas menggambarkan kelahiran Yesus bukan hanya untuk bangsa Yahudi, melainkan, Yesus lahir bagi umat manusia secara universal. Pertemuan Gembala dengan bayi Yesus pertama kali, sungguh merupakan momen yang indah. Para gembala yang tidak diperhitungkan boleh bertemu Raja Semesta Alam. Di lain pihak, Matius juga menambahkan sebuah kisah tentang orang Majus yang dengan sengaja datang untuk menyembah Yesus yang dianggap raja Agung, pembawa damai. Orang-orang kalangan atas, yang agung, juga datang sujud menyembah Kristus.

Berita kelahiran Kristus yang paling penting adalah penyelamatan umat manusia dari tidak berpengharapan menjadi berpengharapan, hukuman kekal diganti dengan hidup kekal, kehilangan diganti dengan “mendapatkan kembali” sukacita sejati. Sudahkah kita mendapatkan berita kelahiran Kristus dalam perenungan kita secara pribadi? Adakah Natal menjadi momen kita bersyukur karena Kristus lahir bukan hanya untuk saya sendiri, tetapi untuk orang-orang di sekitar saya? Adakah momen Natal menguatkan tekad kita untuk terus memberitakan keselamatan yang dibawa oleh Kristus dan dalam Kristus kepada lebih banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan?

Marilah kita merayakan Natal tahun ini dengan membawakan berita kelahiran Kristus kepada orang-orang yang kita kasihi. Mereka membutuhkan Yesus yang lahir dua ribu tahun lalu. Tuhan percayakan kita bukan untuk menikmati sukacita di dalam Kristus, tetapi Tuhan Yesus percayakan Berita Baik ini kepada kita untuk kita sampaikan kepada saudara-saudara kita yang lain.

Selamat merenung di masa Natal. Selamat beraksi untuk membawa berita Natal.

By: Pdt. Seniman Lo