Empat Panggilan

Written by administrator on . Posted in Artikel

TINJAUAN EKSEGESIS DARI MATIUS 4:19

PENDAHULUAN

Konotasi kata "panggilan" bisa beragam, misalnya si Benny yang sudah memasukkan surat lamaran ke perusahaan PT Anugerah Indah, sekarang sedang menanti "panggilan", apakah ia diterima atau tidak? Atau si Jonny yang baru saja mendaftarkan dirinya masuk ke Korps Angkatan Laut karena merasa ada "panggilan" dari bangsa dan negaranya. Demikian pula dengan si Ucok yang sementara ini sedang sibuk merapikan semua perlengkapan pakaiannya, bahkan keluarganya pun sibuk membantu karena Ucok siap meninggalkan keluarga untuk masuk Sekolah Teologi di Jawa Timur. Menurutnya, semua yang sedang ia lakukan dalam rangka memenuhi "panggilan" Tuhan atas dirinya.

Dalam Alkitab memang dijelaskan bahwa manusia mengenal Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini adalah Tuhan yang juga suka memanggil. Israel dipanggil dari Mesir menuju tanah Kanaan, Yesaya dipanggil menjadi Nabi, Tuhan Yesus pun memanggil orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya karena Ia akan memberi kelegaan dan ketenangan. Ke semua itu memberi naunsa tersendiri bahwa Allah memang menginginkan manusia ciptaan-Nya selalu dekat dengan-Nya, baik dalam persekutuan, berkat, pertolongan, dan perintah-Nya.

Pertanyaan kita adalah: Panggilan seperti apa saja yang kelak membuat manusia dapat menyenangkan hati Tuhan sekaligus juga berkenan kepada-Nya? Sebab kalau Tuhan sudah memanggil, pasti ada maksud dan tujuannya. Adalah mustahil jika Allah memanggil seseorang setelah orang tersebut datang pada Tuhan dan Tuhan mendiamkan saja. Bisa bayangkan, jika ada penjual bakso keliling dengan sepeda, lalu kita panggil, setelah ia datang kita lalu berkata: "Ah, saya cuma panggil saja, tidak punya maksud membeli!" Tentu si penjual bakso itu akan marah kepada kita.

Jadi, tiap panggilan Tuhan pasti ditindak-lanjuti dengan banyak hal yang pasti terjadi. Dalam kaitan inilah, kita hendak melihat suatu rahasia panggilan Tuhan yang harus dialami tiap orang jika ia hendak sungguh-sungguh melayani Tuhan. Perhatikan kata-kata dalam Matius 4:19; Yesus berkata kepada mereka : Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Dari ayat ini kita akan dapat empat macam panggilan yang aktif, yang bersumber dari eksegesis ayat ini.

1. PANGGILAN PERTOBATAN (Mari)

Setiap orang sesungguhnya dipanggil Bapa di Surga untuk mengalami suatu pemahaman pertobatan yang sejati. Sebab tidak ada perkara yang paling indah dan paling mulia yang pernah dialami oleh seseorang terkecuali ia mengalami jamahan kasih Allah melalui suatu panggilan kasih untuk melepaskan diri dari ikatan maut. Dalam hal ini, Bapa mengutus Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah untuk menjadi korban penebusan dosa manusia, sehingga Yesus harus mati di kayu salib di bukit Golgota. Inilah arti panggilan kasih yang amat mulia dan manusia harus menyambut panggilan suci ini.

2. PANGGILAN PERSEKUTUAN (Ikutlah Aku)

Ketika seseorang sudah menerima panggilan Tuhan, ia bertobat dan lahir baru (born again), maka langkah selanjutnya ialah mengikuti Tuhan. Apakah yang dimaksud dengan mengikuti Tuhan? Tidak lain, ia memerlukan suatu persekutuan pribadi bersama dengan Tuhan. Karena dari situlah Tuhan akan membawa seseorang bertambah dewasa dalam imannya. Dalam persekutuan itu sendiri, Allah akan memberitahukan kepada manusia, apakah rencana jaminan dan perintah yang dapat dimiliki orang-orang percaya. Dengan kata lain mengikut Tuhan berarti menyambut panggilan untuk senantiasa bersekutu tiap waktu bersama Tuhan Yesus Kristus. Di sini tidak ada istilah atau kamus yang bisa membenarkan manusia dapat menyenangkan hati Tuhan tanpa persekutuan dengan-Nya. Adalah kekeliruan yang sering dibuat banyak orang, jika ia berpendapat bahwa tanpa persekutuan dengan Tuhan pun ia mampu menjalankan tugas penatalayanan. Yohanes 15:7 mengatakan: Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

3. PANGGILAN PEMBENTUKAN (Kan Kujadikan)

Hal yang paling sulit bagi tiap orang yang sudah diselamatkan adalah ia harus bersedia dibentuk menjadi apa saja oleh Allah. Di sini proses menaklukkan diri, menyerah dan siap dibuat menjadi apa saja, harus berjalan tanpa syarat, apalagi coba-coba melawan. Misalnya, Pak Luke seorang bisnisman yang sudah bertobat, kini mulai giat melayani Tuhan, bisa saja dibalik itu semua Tuhan telah menetapkan Pak Luke menjadi Pendeta. Biasanya dan kasus seperti ini banyak terjadi, Pak Luke merasa sudah cukup melayani hari Minggu saja atau hari-hari tertentu. Kalau full time nanti dulu! Bagaimana dengan perusahaan, bagaimana dengan anak dan istri? Kalaupun Pak Luke mau, apakah keluarganya sudah siap? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seringkali dijawab sepihak saja oleh manusia, sehingga panggilan Tuhan untuk menjadikan orang seperti Pak Luke sebagai Pendeta sering jadi alot.

Kasus ini mengacu kepada betapa sulitnya seseorang menerima bentukan yang sesuai dengan keinginan Tuhan. Belum lagi jika hal ini dikaitkan dengan karakter kita yang tadinya suka marah, sering bohong, biasa mengkritik orang lain atau punya berbagai hobi dan kesenangan yang tidak cocok lagi dengan kehidupan sebagai anak-anak Tuhan. Ketika Tuhan membentuknya dengan berbagai keadaan supaya semua yang jelek-jelek itu keluar, biasanya kita juga kerap memberontak seakan tak rela jika hal-hal itu diambil begitu saja. Namun apapun alasan dan keadaan seseorang, ketika ia sudah mengalami pertobatan yang sejati, ia akan mengalami proses pembentukan Tuhan di dalam kedaulatan-Nya yang tak merasa perlu kompromi dengan manusia. Tuhan yang menciptakan manusia, Ia juga berhak menjadikan manusia menjadi alat yang dikehendaki-Nya.

4. PANGGILAN PELAYANAN (Penjala manusia)

Sekiranya seseorang sudah mengikuti tiga tahapan panggilan dengan setia, bahkan diterimanya dengan penuh sukacita tanpa ragu lagi, maka ia pun berhak dipakai Tuhan menjadi alat untuk melayani Tuhan dengan lebih baik lagi. Bisakah seseorang tanpa harus melalui proses panggilan dua dan tiga melayani Tuhan? Jawabannya: bisa saja! Akan tetapi sudah bisa dibayangkan jika seseorang yang baru bertobat lalu terus melayani Tuhan tanpa proses persekutuan dan pembentukan, pelayanannya sering ngawur. Hanya orang-orang yang bersedia menjalani tiga panggilan awal inilah yang kelak, jika ia mulai melayani, akan menghasilkan suatu mutu pelayanan yang penuh kuasa. Bandingkan dengan Musa, ketika ia harus memimpin umat Tuhan keluar dari Mesir, ada dua proses yang terjadi dalam hidupnya. Proses pembentukan di istana Firaun selama 40 tahun dan proses di padang gurun selama 40 tahun. Pun Tuhan Yesus, menanti suatu pelayanan yang paling mulia ketika Ia mulai berusia 30 tahun. Jadi sebelum itu Tuhan Yesus pun harus menanti dengan tekun saat Ia memproklamirkan diri sebagai Juruselamat dunia. Siapa pun yang bersedia mengikuti empat panggilan ini dengan terus-menerus menyandarkan diri pada pertolongan Roh Kudus, niscaya ia akan melayani Tuhan dengan mutu yang berkualitas tinggi, tidak cengeng dan dengan sendirinya tidak lagi kaget jika menerima penderitaan, bahkan sekalipun maut menghadangnya tak akan menyurutkan langkah ke belakang.

KESIMPULAN

Empat panggilan ini menjadi mutlak jika seseorang rindu memasyurkan nama Tuhan Yesus dalam dunia ini. Sebab, memang sudah saatnya bagi tiap orang percaya memberi diri kepada Tuhan suatu pelayanan yang terbaik dari yang paling baik. Seandainya, Anda belum melalui tahapan panggilan ini dengan benar, alangkah lebih baik bagi Anda untuk jangan dulu habis-habisan melayani Tuhan, sebab bisa saja Anda bukan menjadikan pelayanan Tuhan sebagai suatu kemuliaan tetapi malah sebaliknya, jadi bahan tertawaan dunia ini karena justru Andalah yang mempermalukan Allah.